Badan anggaran DPRD Buleleng mengelar rapat dengan seluruh Kepala SKPD
Kabupaten Buleleng membahas anggaran penanggulan bencana di Gedung DPRD
Buleleng jumat (17/2). Rapat Badan Anggaran dengan eksekutif ini
dipimpin langsung oleh Ketua Badan Anggaran DPRD Buleleng Gede Supriatna
bersama anggota dan dari eksekutif hadir Sekretaris Daerah Dewa Puspaka
bersama jajarannya. Menurut Gede Supriatna, terkait dengan
banyaknya musibah di Kabupaten Buleleng diperlukan dana yang begitu
banyak. Saat ini dana tanggap bencana hanya dianggarkan sebesar 2.25
milyar untuk itu, badan anggaran DPRD Buleleng mengundang eksekutif
untuk bisa dicarikan solusi agar bisa cepat bisa menanggulangi kerusakan
yang terjadi akibat bencana alam.
Sekretaris Kabupaten Buleleng
Dewa Puspaka dalam pemaparanya mengatakan, bencana yang beberapa minggu
lalu terjadi sudah mengakibatkan beberapa infrastruktur mengalami
kerusakan yang cukup parah. Saat ini yang menjadi krusial yang harus
segera ditangani adalah masalah air bersih yang terjadi di 15 desa juga
masalah irigasi, bantuan sosial, jalan dan perumahan memerlukan dana
sebesar 9.6 milyar. Untuk itu kami mengusulkan bahwa didalam pos
pembiayaan yang sudah dipasang angka 11 milyar untuk bisa mengubah ke
belanja tak terduga dan bantuan sosial sebesar 7.5 milyar. Ini
diharapkan agar program yang sudah dirancang tidak terganggu karena
hanya mengambil dananya dari pembiayaan.
Dalam kesempatan ini
Anggota Badan Anggaran Putri Nareni sangat mendukung dengan usulan dari
eksekutif. Dan berharap agar segera bisa dilaksanakan sehingga
infrastruktur dan kerusakan lainnya bisa cepat ditanggulangi. Putri
nareni juga meminta kepada eksekutif agar bisa memberikan nama-nama desa
yang akan di biayai dari anggaran sebesar 9.6 milyar tersebut.
Sementara pimpinan rapat menanggapai hasil pertemuan tersebut dengan
kesimpulan : terkait dengan bencana yang terjadi maka di harapkan
pemerintah daerah dan unsur terkait melakukan pemetaan dan pendataan
yang lebih mendetail pada daerah-daerah yang mengalami bencana sehingga
diharpkan nanti tidak ada yang tercecer. Kemudian terkait dengan
anggaran maka disetujui pos anggaran yang sudah terpasang sebesar11
miliard di alihkan ke pos biaya tak terduga. Sehingga bisa dipakai untuk
penangulangan bencana.